Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

HAKIKAT

Gambar
Para sufi menyebut diri mereka "ahl al-haqiqah." Penyebut ini mencerminkan obsesi mereka terhadap kebenaran yang hakiki. Karena itu, mudah dipahami kalau mereka menyebut Tuhan dengan al-Haqq, seperti tercermin dalam ungkapan al-Hallaj yang mengatakan "ana al-haqq" (aku adalah Tuhan). Obsesi terhadap hakikat (realitas absolut) ini tercermin dalam penafsiran mereka terhadap formula "la ilaha illa Allah," yang mereka pahami sebagai tidak ada realitas sejati kecuali Allah. Bagi mereka Tuhanlah satu-satunya yang hakiki dalam arti yang betul-betul ada, dalam arti keberadaan yang absolut, sedangkan yang lainnya keberadaannya tidaklah hakiki, tapi nisbi, dalam arti tergantung pada kemurahan Tuhan. Dialah yang Awal, Dialah yang Akhir, yang Lahir dan yang Batin, penyebab dari segala yang ada dan tujuan akhir, tempat mereka kembali. Ibarat matahari, Dialah yang memberikan cahaya kepada kegelapan dunia, dan telah menyebabkan terangnya objek-objek yang tersembun

DASAR ISLAMI TASAWUF

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Karena sifatnya yang universal baik dalam ruang maupun waktu, sebuah sistem spiritual, seperti tasawuf, mungkin saja menerima pengaruh dari sistem lain yang ada sebelumnya, seperti juga mungkin saja ia mempengaruhi sistem dan disiplin spiritual yang lain setelahnya. Karena itu kalau tasawuf, sebagai aspek spiritual Islam, dikatakan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur mistik atau filosofis yang ada sebelum Islam, seperti mistisisme Kristen, Hindu, atau sistem filsafat Neoplatonisme atau Stoikisme, hal itu boleh-boleh saja. Tetapi itu sekali-kali tidaklah berarti bahwa Islam sendiri sebagai agama tidak cukup untuk memberi basis untuk kehidupan spiritualnya sendiri. Andaikan sistem mistik atau filosofis pra-Islam tidak pernah ada, maka saya yakin bahwa mistisisme Islam atau tasawuf ini akan tetap tumbuh, karena spiritualitas ini pada hakikatnya merupakan kebutuhan esensial manusia, kapan saja dan di mana saja. Dan itulah sebabnya mistisisme dengan segala

TAREKAT

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Seperti syariat, Tarekat (thariqah) berarti jalan, hanya saja yang pertama jalan raya (road), maka yang terakhir adalah jalan kecil (path). Tarekat kemudian dipahami sebagai jalan spiritual yang ditempuh seorang sufi. Selain tarekat, sering juga digunakan kata "suluk," yang artinya juga perjalanan spiritual, dan orangnya disebut "salik." Tetapi kata tarekat juga dipakai untuk merujuk sebuah keleompok persaudaraan atau ordo spiritual yang biasanya didirikan oleh seorang sufi besar, seperti 'Abd al-Qadir al-Jilani, Sadzili, Jalal al-din Rumi dll. Nama tarekat tersebut biasanya dinisbahkan kepada nama-nama pendirinya, atau julukan yang diberikan oleh para pengikutnya. Karena itu, kita mengenal tarekat Qadiriyyah, Sadziliyyah, atau Mawlawiyyah, yang dinisbahkan kepada julukan "Mawlana" atau guru kami, yang diberikan murid-murid Rumi kepadanya. Sebagai jalan spiritual, tarekat ditempuh oleh para sufi atau zahid di se

HARTA YANG TERPENDAM

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Dalam salah satu hadis Qudsi, Allah berfirman: "Aku adalah harta yang terpendam (Kanz makhfiyy). Tapi Aku cinta untuk dikenal, maka Kuciptakan alam semesta sehingga, melalui Aku, mereka mengenal-Ku." Hadis ini sebenarnya menjelaskan kepada kita bagaimana hubungan Tuhan dan alam semesta. Sebagai "Harta yang terpendam" maka Tuhan merupakan cikal bakal alam yang mengandung di dalamnya realitas-realitas potensial yang setelah melalui dua tahap ta'ayyun siap untuk diaktualkan ke dalam bentuk-bentuk nyata yang dapat kita jumpai di alam raya ini.  Realitas-realitas potensial atau lebih tepat lagi "entitas-entitas yang mapan" (al-a'yan al-tsabitah) boleh dikata adalah bagaikan ide-ide dalam "pikiran" Tuhan yang pengaktualannya ke dalam kenyataan membentuk alam semesta yang kita kenal selama ini. Seperti ide atau rancangan yang ada dalam dalam pikiran sang arsitek adalah realitas potensial, dalam bentuk cet

TUHANNYA PARA SUFI

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Seperti halnya konsep wujud, konsep Tuhan para sufi khususnya yang hidup paska Ibn 'Arabi (w. 1240)--juga akan terasa asing bagi telinga kita. Meskipun begitu, konsep Tuhan mereka mungkin bermanfaat untuk meluaskan cakrawala pemahaman kita, dan bahkan bisa menjadi pemersatu bagi konsep Tuhan para teolog (Mutakallimun) dan filosof Muslim (falasifah), yang kelihatan begitu bertolak belakang, seperti yang tercermin dalam kitab al-Ghazali (w. 1111), Tahafut al-Falasifah. Para sufi falsafi melihat Tuhan dalam dua wajah. Tuhan sebagai zat atau esensi yang transenden dan Tuhan yang diekspresikan dalam sifat-sifat atau nama-nama-Nya. Tuhan sebagai zat amatlah tingginya. Ia tidak bisa dilukiskan bagaimana dan tidak ada pengetahuan positif apapun tentangnya, kecuali keberadaan-Nya. Apa yang dapat kita ketahui tenang-Nya adalah bahwa Ia tidak sama dengan apapun selain-Nya (laysa kamitslihi syai') dan bahkan tiada yang setara dengan-Nya suatu apapun

ALAM MAKNA (SPIRITUAL)

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Yang dimaksud dengan kata makna di sini adalah spiritual sebagail awan dari material, karena itu alam makna, berarti alam spiritual. Alam makna atau alam spiritual ini, seperti disinggung di atas, terdiri antara lain dari entitas-entitas yang tetap (al-a'yan al-tsabitah)-- atau ada yang menyebutnya dengan realitas-realitas potensial,--dan realitas-realitas ontologis, atau dunia arketip (archetypal world). Marilah kita mulai dengan yang petama. Realitas-realitas potensial ini merujuk pada entitas-entitas yang masih tersembunyi dalam pengetahuan (pikiran) Tuhan, dan mereka biasanya dikontraskan dengan realitas-realitas eksternal (al-a'yan al-kharijiyyah) yang telah terlahir dalam bentuk-bentuk kongkrik yang kita sebut benda-benda lahiriah. Realitas-realitas ini disebut potensial, hanya kalau dilihat dari kenyataan bahwa mereka belum mewujud dalam bentuk nyata atau dengan kata lain belum mengaktual dalam benda-benda yang ada (al-mawjudat).

PENCIPTAA MELALUI PERKAWINAN MAKRAKOSMIK

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Ibn 'Arabi dan para pengikutnya, terutama Shadr al-Din al-Qunawi, mengajukan teori penciptaan melalui apa yang disebutnya sebagai "perkawinan makrokosmis." Perkawinan makrokosmik adalah "perkawinan" yang berlangsung dalam beberapa tingkatan kosmis--dari tingkat ilahi sampai tingkat elemental manusia. Melalui beberapa perkawinan makrokosmik inilah maka seluruh tatanan alam--dari tingkatan yang paling tinggi hingga yang paling rendah--terwujud. Teori perkawinan makrokosmik ini pertama kali menemukan artikulasinya yang jelas pada tulisan Ibn 'Arabi (w. 1240), terutama dalam kitabnya al-Futuhat al-Makkiyyah. Tetapi penjelasan yang paling rinci dan sistematis ada dalam tulisan Shadr al-Qunawi (w. 1274). Al-Qunawi adalaj murid paling setia dan juga, menurut sumber yang ada, adalah anak tiri Ibn 'Arabi sendiri. Dalam kitabnya Miftah al-Ghayb, al-Qunawi menjelaskan lima tingkat perkawinan makrokosmik: ghaib, ruhaniah, ala

MAKRIFAT

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Makrifat adalah sejenis pengetahuan dengan mana para sufi menangkap hakikat atau realitas yang menjadi obsesi mereka. Makrifat berbeda dengan jenis pengetahuan yang lain, karena ia menangkap objeknya secara langsung, tidak melalui representasi, image atau simbol dari objek-objek penelitiannya itu.  Seperti indera menangkap objeknya secara langsung, demikian juga hati atau intuisi menangkap objeknya secara langsung juga. Perbedaannya terletak pada jenis objeknya. Kalau objek indera adalah benda-benda inderawi (al-mahsusat), objek-objek intuisi adalah entitas-entitas spiritual (al-ma'qulat). Dalam kedua modus pengetahuan ini, manusia mengalami objek-objeknya secara langsung, dan karena itu makrifat bisa dikatakan sebagai ilmu eksperiential (dzawqi), yang biasanya dikontraskan dengan pengetahuan melalui nalar (bahtsi). Tetapi walaupun sama-sama melalui pengalaman manusia, hubungan orang tersebut dengan objeknya adalah berbeda. Dalam pengenalan

ANTARA SYARI'AT DAN HAKIKAT

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Syariat adalah cara formal untuk melaksanakan peribadatan kepada Allah yang dirujuk dalam al-Qur'an sebagai tujuan utama penciptaan manusia (al-Qur'an 51: 56). Sedangkan hakikat, yakni tasawuf, seperti yang diisyaratkan dalam definisi ihsan: "engkau beribadah seakan-akan engkau melihat Allah, dan seandainya engkau tidak melihat-Nya, niscaya Ia melihatmu," merupakan pelengkap dari ibadah tersbut. Oleh karena itu, antara syarikat dan hakikat atau tarekat seharusnya tidak boleh dipisahkan, karena kalau dipisahkan hal tersebut akan menimbulkan masalah. Syariat yang dilakukan tanpa memperhatikan unsur hakikat adalah seperti sebuah bangunan kosong yang belum dihias. Sedangkan hakikat tanpa syariat akan seperti perhiasan tanpa ada yang dihias, sehingga akan menjadi tumpukan perhiasan yang acak. Oleh karena itu, sepatutnyalah kedua aspek penting dari agama kita ini tidak dilakukan dan dihayati secara terpisah, tetapi dipandang sebagai

Apa itu Tasawwuf?

Gambar
Oleh. Prof. Mulyadi Kartanegara Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau aspek spiritual dari Islam. Spiritualitas ini bisa mengambil bentuk yang beraneka di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek ruhaninya ketimbang aspek jasmaninya; dalam kaitannya dengan kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia yang fana; sedangkan dalam kaitannya dengan pemahaman keagamaan, ia lebih menekankan aspek isoterik ketimbang eksoterik, lebih menekankan penafsiran batini ketimbang penafsiran lahiriah.

TAUHID SUFISTIK

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Tauhid atau kesesaan Tuhan telah ditafsirkan secara berbeda oleh para ahli. Karena itu, maka kita dapatkan tauhid dalam perspektif teologis, seperti yang tercermin dalam konsep "tanzih al-shifat" kaum Mu'tazilah; tauhid dalam perspektif filosofis yang menyatakan bahwa pada diri Tuhan esensi dan eksistensi adalah satu dan sama (identik). Demikian juga kita peroleh konsep tauhid dalam perspektif sufistik. Yang terakhir inilah yang akan menjadi perhatian utama kita dalam bagian ini. 

KESATUAN WUJUD

Gambar
Oleh: Prof. Mulyadi Kartanegara Bagi yang terbiasa dengan hanya penafsiran teologis, penafsiran sufistik tentang tauhid mungkin akan terasa aneh. Dalam bagian ini saya ingin mencoba sedikit menerangkan konsep yang tidak biasa ini. Konsep kesatuan wujud (Wahdat al-wujud) barangkali dapat memberi penjelasan yang lebih rinci tentang tauhid ala sufi ini.

Hubungan malaikat dengan manusia

Gambar
1. Pencatat amal manusia  QS Qaaf: 16-18, Artinya:  dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.

Profil Singkat Fikri Almabrur

Gambar
Abdullah Fikri atau yang lebih dikenal di Dunia Maya (DUMAY) dengan panggilan Fikri Almabrur lahir di Bingin Teluk 10 Juni 1987 ia merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara dari pasangan Bapak Bakti Hasuan dan Ibu Tabahati Wahid.

Teknik umum yang layak dalam pembelajaran bahasa arab

a.        Persiapan Seorang guru yang baik harus selalu mempersiapkan MPR (muqaddinah, presentasi, review) dalam setiap topic bahasan. Tujuan pelajaran yang akan diajarkan harus jelas. Setelah selesai tatap muka, Tanya diri anda apakah tujuan pelajaran telah dicapai apa belum, cara-cara teknik serta taktik yang akan diberikan hendaknya  senantiasa dipikirkan.

Nilai-nilai yang melanggengkan perkawinan

1.       Keseimbangan Dalam Al-quran surat ar-rahman ayat 7-9 Allah menjelaskan, Artinya:  7. dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).  8. supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.  9. dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

Download Gratis

1.Ebook Bahasa Arab      a. Peta Bagan Bahasa Arab. Download     b. Majalah Arab Vol  1.  Download                                Vol  2. Download 2. Kamus & Mu'jam    a. Mu'jam Mufahharos. Download     b. Mu'jam Mustajim. Download    c. Kamus Munjid. Download    d. Kamus Bahasa Inggris Jond Ecal. Download 3. Software Bahasa Arab 4. Video Bahasa Arab 5. Audio Bahasa Arab 6. Alquran dan Hadits     a. Tafsir Ibn Katsir. Download     b. 100 Hadits Dhoif. Download     c. 100  Hadits Qudsi. Download     d. Tafsir Qurtubi. Download 7.Other     a. Software PDF Terbaru. Download     Materi Kuliah Agama a. Taat Hukum Tuhan dan Fungsi Profetik Agama. Download b. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni. Download c. Masyarakat Madani. Download d. Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Islam e. Pandangan Islam Tentang Kebudayaan

Alasan Mengapa Kita Tersenyum

1. Senyum itu ibadah 2. Anda terlihat lebih manis 3. Anda bisa mendapatkan senyum lagi. 4. Menunjukan keramahan Anda 5. Bisa mendapatkan teman baru 6. Memberikan kesan yang positif 7. Menjadikan Anda lebih ceria 8. Menjadikan Anda lebih percaya diri 9. Meringankan beban Anda 10.Mengaktifkan senyawa kimia yang membuat Anda lebih sehat. Bagaimana jika kita sudah tersenyum tetapi tidak dibalas? Itu bukan urusan Anda. Tetaplah tersenyum, karena Anda yang mendapatkan manfaatnya.