Rahasia Tentang Cermin

المؤمن مرات المومنَ 
Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya (HR. At-thabbrani) 

Beberapa rahasia tentang cermin 
1. Kualitas terbaik
Kaca termasuk barang yang dibuat dari pasir jenis yang terbaik apabila dibandingkan dengan barang barang lain yang dibuat dengan pasir juga , misalnya saja keramik dan perkakas lainnya. Untuk membuat cermin
diperlukan pasir jenis terbaik dari yang terbaik. Apabila pasir yang digunakan kurang baik, maka cermin tidak akan bisa digunakan untuk bercermin karena tidak bisa memantukan pantulan yang sempurna sehingga gambar yang dihasilkan tidak tampak seperti yang aslinya. Seorang mukmin hendaknya menyadari bahwa ia adalah makhluk yang mulia dan termasuk manusia pilihan karena Allah telah memilihnya diantara jutaan manusia untuk menerima anugrah terbesar dari Allah yaitu anugrah Iman dan Islam

Kesadaran ini akan melahirkan sikap izah, bangga sebagai seorang mukmin, sikap waspada dan berhati hati untuk menjaga tutur kata dan perilakunya agar tidak sampai menurunkannya dari kemuliaan yang telah dianugrahkan kepadanya. Kesadaran ini juga akan melahirkan tindakan tindakan nyata untuk terus menerus melakukan perbaikan diri sehingga bisa mempertahankan kedudukannya bahkan semakin meninggikan kedudukan dan derajatnya di sisi Allah maupun di sisi manusia 

2. Bermanfaat untuk semua orang
Cermin bisa kita dapatkan di setiap rumah yang menjadi tempat tinggal manusia, baik hotel mewah maupun gubug reot di bawah jembatan. Begitulah hendaknya seorang mukmin hendaklah diperlukan oleh semua orang dan memberikan kemanfaatan kepada semua orang tanpa membedakan status kedudukan mereka karena sebaik baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. 

3. Menasehati dengan bijak
Setiap orang yang bercermin pasti akan mengikuti apa yang yang menjadi nasihat sang cermin dan dengan segera melakukan apa yang menjadi arahannya. Apabila ia melihat dirinya di cermin dalam keadaan kurang rapi, atau ada kotoran di badan atau di pakainnya, atau rambutnya acak acakan, ia langsung merapikannya dengan segera dan sama sekali tidak tersinggung atau marah kepada cermin yang telah menunjukan kekurangannya. Oleh karena itu, setiap muk’min hendaknya meneladani sang cermin dalam memberi nasihat dan arahan kepada orang lain.

Ia harus memperhatikan adab adab dalam memberikan nasihat. Jangan menasehati dengan kata kata kasar dan dengan menjelek jelekan orang yang dinasehati, karena dia akan tersinggung dan menyebabkan penolakan atas nasihat tersebut, bahkan akan berlaku kasar karena merasa harga dirinya telah dinodai. 

4. Menjaga rahasia
Cermin tidak pernah membuka rahasia siapa pun orang yang berdiri di depannya. Dia tidak pernah mengatakan kepada orang yang bercermin “Apakah engkau dikenal fulan bin fulan? Tadi saya sebenarnya merasa muak dengan penampilannya, saya mau muntah mencium bau badannya”. Begitu juga hendaklah seorang mukmin.
Dia hendaknya menjaga rahasia saudaranya dan menutup aibnya, karena dia menyadari sabda Rasulullah s.a.w yang artinya “Barang siapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya baik di dunia maupun di akhirat.” (HR. Muslim) 

5. Bersikap jujur
Cermin tidak pernah berkata bohong kepada orang yang bercermin di hadapannya, kalau orang yang dihadapannya itu berpenampilan rapi maka ia akan menampilkan bayangan yang rapi pula. Demikian juga sebaliknya. Demikian jugalah hendaknya seorang mukmin akan senantiasa berkata jujur kepada siapa pun dan dimanan pun, kecuali ketika berada di medan perang dan mendamaikan kedua pihak yang bersiteru. 

6. Memerlukan orang lain untuk membersihkan dan menjaganya
Betapapun cermin memiliki berbagai sifat kebaikan, namun ia juga memilki kekurangan. Ia akan pecah kalau tidak dijaga dan dilindungi. Ia akan kotor berdebu kalau tidak dibersihkan secara rutin oleh orang yang memakainya.

Jadi sehebat apapun seorang mukmin masih memerlukan nasihat dan sumbangan pikiran dari orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS