Penyebab Muncul Sifat Sombong

APA PENYEBAB MUNCULNYA SIFAT SOMBONG?

Sifat sombong adalah sifat yang sangat berbahaya. Sifat ini adalah salah satu sifat yang potensial dalam diri setiap orang. Artinya, setiap orang mempunyai potensi untuk bersikap sombong. Sombong itu pada hakikatnya adalah suatu sifat yang membesarkan diri. Kalau seseorang membesarkan dirinya, pada hakikatnya dia tidaklah besar. Dia adalah kecil. Sesuatu yang sudah besar, biasanya tidak sombong, karena dirinya memang sudah besar. Yang membesarkan dirinya adalah orang yang kecil atau dipandang kecil. Oleh sebab itu, maka sombong di dalam bahasa Arab disebut "takabbur" (تكبر) dari kata "kabura" (كبر) yang berarti "besar." Aratinya, "membesarkan diri, memandang diri besar."

Seharusnya kita tidak perlu membesarkan diri atau memandang diri besar. Toh juga kita tetap kecil, dan tetap tidak besar. Orang yang sombong biasanya memandang dirinya memiliki kelebihan yang lebih banyak dari orang lain. Orang yang memandang dirinya seperti itu begitu gampang menjadi sombong. Kita sepatutnya tidak perlu sombong dengan apa yang kita miliki, dengan apa yang kita duduki, dan apa yang kita sandang atau apa pun kelebihan kita. Itu semua bukan milik kita. Itu hanya pemberian dan anugerah Allah swt. Semua itu pada saatnya nanti akan dicabut dan akan dimabil kembali oleh Allah. 

Kita kaya karena Allah yang memberi kekayaan itu. Kita mendapat kedudukan tinggi karena Allah yang memberi kita. Kita sandang gelar tetingi, Allah yang memberi kita. Kita sebenarnya tidak pernah kaya, karena apa yang kita miliki adalah milik Allah. Kita tidak pernah mempunyai kedudukan, tetapi Allah yang murah memberi kedudukan itu kepada kita. Kita tidak pernah menyandang apa pun, Allah yang memberi kita. Itulah sebab itu, manusia disebut kaya karena diberi oleh yang Maha Kaya. Kita mendapat kedudukan karena diberi oleh Yang Maha Tinggi Kedudukan-Nya. Sebab itu Allah disebut Allah Akbar (Allah Maha Besar). Allah al-Ghaniyy (Allah Yang Maha Kaya). 

Faktor penyebab sombong adalah karena seseorang merasa mememiliki kelebihan dari orang lain. Memiliki harta lebih banyak dari orang lain menyebabkan seseorang sombong. Memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari orang lain menyebabkan seseorang jadi sombong. Memiliki lebih banyak ilmu dari orang lain, menyebabkan seseorang sombong. Kalau seseorang merasa memiliki yang lebih daripada orang lain pada saat itulah sikap sombong itu muncul. Sikap sombong dari Iblis itu muncul karena dia memandang bahwa dirinya lebih hebat dari Adam. Iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Iblis memandang rendah tanah, dan memandang tinggi api. Padahal, apa bedanya di antara keduanya. Keduanya adalah sama-sama makhluk, ciptaan Allah. Tetapi, karena Iblis memandang dirinya kebih tinggi, maka muncul sifat sombongnya.

Berhati-hatilah kawan-kawanku, ketika Anda merasa bahwa Anda memiliki kelebihan dari orang lain, atau Anda dipandang memiliki kelebihan dari orang lain. Merasa memiliki harta yang banyak, memiliki kedudukan yang tinggi, atau memiliki kelebihan apa pun. Keadaan seperti akan memudahkan Anda bersifat atau bersikap sombong. Tidak ada untungnya kita bersifat sombong dengan kelebihan yang kita miliki. Malah sifat ini akan merugikan kita sendiri. Sebab, orang yang sombong tidak disukai orang, dijauhi oleh orang lain. Orang lain tidak mau dekat kepada kita karena kesombongan itu. Jika ini semua terjadi, maka silaturrahim kita dengan orang lain menjadi berkurang. Orang yang sombong dijauhkan oleh Allah dari rahmat-Nya atau Allah menjauhkan rahmat-Nya dari dirinya. Orang yang sombong, walau sombongnya sebesar biji sawi, tidak akan pernah masuk surga, kata Rasul kita.

Tidak ada ruginya kalau kita merendah, bertawadhu'. Kita merasa bahwa diri kita tidak punya apa-apa, walaupun kita memeliki banyak kelebihan yang tiada taranya atau orang lain memandang kita memiliki banyak kelebihan. Kalau kita merendah, Allah mengangkat derajat kita. Kalau kita kaya, dan kita merendah, hati kita dibuat kaya oleh Allah. Orang yang merasa dirinya kaya lalu sombong dengan kekayaannya itu, maka dia pada hakikatnya adalah orang yang miskin jiwa. Kata Rasulullah: ليس الغنى غنى المال ولكن الغنى غنى النفس (Kaya yang sesungguhnya bukanlah kaya karena banyaknya harta, tetapi kaya yang sebenarnya adalah kaya diri, jiwa). Seseorang yang sombong dengan kelebihannya pada hakikatnya dia miskin. Orang yang merandah dengan kelebihannya itulah orang yang sebenarnya kaya. Banyak hartanya, tetapi rendah hatinya.

Semoga kita menjadi manusia yang rendah hati, tawadhu' walaupun kita memiliki jutaan kelebihan. Hati yang merendah itulah kekayaan yang luar biasa di tengah-tengah kekayaan material apa pun yang kita miliki. Aamiin. Wallaahu a'lam bi al-shawaab. Jakarta-Kampus UIN Syarif Hudayatullah Jakarta, Senen sore, tanggal 23 November 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS