Kebodohan itu Dosa

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menghimbau warga NU selalu mempekuat bidang keilmuannya, termasuk kompetensinya dalam berbagai bidang. "Warga NU harus kuat ilmunya. Kalau modal ilmu kita pas-pasan akan tergilas oleh orang lain yang ilmunya kuat dan banyak,” tuturnya.

“Kebodohan itu dosa, apa dikira bodoh itu tidak dosa. Jangan merasa cukup dengan pendidikan yang sudah ada sekarang. Kuasai teknologi, kuasai ekonomi, kuasai pasar, kuasai perguruan-tinggi-perguruan tinggi," sambung Kang Said, sapaan akrabnya, dalam acara Penguatan Aqidah Ahlussunanah Wal Jama'ah dan Sosialisasi Hasil-hasil Muktamar NU XXXIII, akhir pekan lalu (22/11).

Di hadapan lebih dari ribuan warga yang memadati Gedung Serbaguna SMK Andalusia Wonosobo, Jawa Tengah itu, Kang Said bercerita, ketika dahulu Gus Dur terpilih menjadi presiden, ternyata kebanyakan warga NU kala itu secara SDM (sumber daya manusia) belum siap untuk ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis, sehingga harus mengambil orang di luar NU untuk mengisi bidang-bidang penting tersebut.

Pada akhir pidatonya, Kang Said memberikan motivasi kepada warga NU supaya jangan merasa pesimis dengan khazanah keilmuan pesantren yang dimiliki. Ia juga bercerita bahwa dirinya dulu mengaji Fathul Muin, Fathul Wahhab, Jam'ul Jawami', Tafsir Jalalain dan semacamnya. 

“Bacaan saya juga kitab-kitab kuning itu. Saya bukan keluaran Amerika, bukan pula Eropa. Saya dulu dari Lirboyo yang sangat salaf, kemudian ke Krapyak yang kala itu sudah agak modern, dan baru ke Ummul Qurra, Mekkah. Walau begutu, saya sering diundang di forum-forum internasional, tidak kalah dengan mereka yang alumnus Barat. Ini saya tidak bermaksud sombong, melainkan hendak menyatakan bahwa alumni pondok pesantren pun sebenarnya memiliki potensi besar berkiprah dan berperan dalam berbagai bidang," terangnya. 

Guru besar ilmu tasawuf dari UIN Sunan Ampel Surabaya itu juga menekankan pentingnya kuat secara ekonomi (al-iqtishad). Menurutnya, Allah memilih Nabi Muhammad sebagai Rasul yang terakhir berasal dari keluarga pedagang yang kaya. Nabi Muhammad lahir dari keturunan klan Quraish. Uang dalam bahasa arab berarti qursy. Orang yang banyak uangnya disebut "quraisyh".

“Keluarga Nabi Muhammad adalah keluarga pedagang. Bahkan ayahandanya Nabi Muhammad, Sayyid Abdullah wafatnya dalam suatu perjalanan ketika pulang dari berdagang. Ditakdirkannya Nabi Muhammad keturunan dari suku Quraish, suatu klan yang terpandang dan dihormati di jazirah Arab, supaya tidak ada celah orang lain untuk menghina Nabi Muhammad dari sisi nasabnya. Dan terbukti orang kafir tidak ada yang menghina Nabi dari sudut asal-usul keluargannya,” paparnya.

Sumber: NU ONLINE

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS