GURUMU ADALAH AYAHMU

Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Guru. Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi para guru. Guru adalah sosok yang memainkan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan generasi bangsa. Guru adalah pejuang yang tidak mengenal lelal dan tidak mengenal menyerah dengan tugas-tugas yang ada di pundak. Guru memiliki tugas yang sangat mulia. Tidak mengherankan kalau guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. 

Istilah guru jangan dibatasi hanya pada pengertian guru yang diangkat sebagai guru secara formal saja, tetapi guru harus diartikan sebagai setiap orang yang mengajarkan apa saja kepada Anda, termasuk dalam hal ini adalah dosen yang memberikan ilmu di Perguruan Tinggi. Bahkan seseorang yang mengajarkan Anda satu huruf sekalipun adalah gurumu.

Gurumu adalah ayahmu adalah suatu ungkapan yang sangat tepat yang diberikan kepada guru. Guru bagaikan ayah, bahkan lebih hebat dan lebih berat tugasnya daripada ayah yang melahirkan Anda secara biologis. Ketahuilah bahwa guru memiliki tugas yang berat. Paljng tidak ada tiga tugas guru yang berat itu, yaitu memberikan ilmu kepada muridnya, atau yu'allimu (يعلم), memberi motivasi belajar kepada muridnya, atau yudarrisu (يدرس), dan membina mental dan spiritual muridnya atau yurabbiy (يربي).

Tugas guru yang pertama adalah memberikan ilmu kepada murid. Memberi ilmu artinya mengajarkan kepada mereka apa yang mereka belum tahu. Para murid, yang tadinya tidak tahu, kemudian menjadi tahu karena guru yang memberikan ilmu kepada mereka. Tugas guru sepeti ini adalah mentransfer ilmu kepada para muridnya dengan membukakan hati dan pakiran muridnya untuk menerima ilmu dari mereka. Tugas guru seperti ini, maka guru disebut mu'allim (معلم) di dalam bahasa Arab.

Tugas guru yang kedua adalah memberi motivasi kepada para muridnya agar mereka lebih giat belajar, lebih termotivasi untuk belajar dan belajar terus, dan menggunakan setiap kesempatan dalam kehidupannya untuk belajar. Murid di dalam hal ini didoring untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmunya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Dengan cara ini, bahkan boleh jadi ada murid yang kemudian menjadi lebih pintar dan kebuh banyak ilmunya daripada gurunya. Tugas guru seperti ini yang disebut mudarris (مدرس) di dalam bahasa Arab.

Tugas guru yang ketiga adalah memberikan pendidikan mental dan spiritual kepada para muridnya sehingga mereka kelak menjadi manusia yang berakhlak karimah, akhlak yang mulia, memiliki integritas yang tinggi, dan memiliki komitmen yang baik dalam kehidupannya. Tugas ini adalah tugas yang amat berat bagi para guru. Dengan tugas mereka seperti ini, maka guru disebut murabbiy (مربي) di dalam bahasa Arab.

Dengan tiga tugas yang disebutkan di atas maka dapat kita katakan bahwa tugas guru begitu berat, lebuh berat daripada tugas ayahmu. Sebab, tidak semua orang yang berstatus sebagai ayah dapat melaksanakan tiga tugas itu. Ada ayah yang hanya melahirkan anaknya dan tidak memberikan apa pun kepada anaknya. Setelah anaknya lahir, dia tinggalkan dan membiarkannya hidup apa adanya, tanpa ilmu, tanpa dorongan untuk bekajar, dan tanpa ada pendidikan.

Ada ayah yang mampu memberikan ilmu kepada anaknya, tetapi ilmu yang diberikannya hanya sekedarnya saja, karena ilmu yang dimilikinya juga sangat terbatas. Ada ayah yang mampu memberikan pendidikan kepada anaknya, tetapi pendidikan yang diberikannya adalah pendidikan yang sesuai dengan yang dimilikinya. Dilihat dari sisi ini, ayah hanya mampu memberi ilmu, mampu memotivasi anaknya untuk bekajar, dan mamou mendidik anaknya sesuai dengan kemampuan ayah yang terbatas. Sedangkan guru harus mampu melaksanakan tiga tugasnya yang berat itu, sehingga para muridnya menjadi manusia yang berilmu, yang terdorong untuk belajar seumur hidup, dan menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Mengapa gurumu disebut ayahmu? Gurumu dan ayahmu sama-sama bertugas melahirkan dan memindahkanmu. Ayahmu telah melahirkanmu dan memindahkanmu dari alam rahim ke alam dunia, lalu melahirkan kamu dari alam bujangan ke alam perkawinan, dan memberimu apa saja sepanjang hidupmu. Gurumu telahmelahirkan dan memindahkanmu dari alam gelap, tidak berilmu, ke alam terang benderang, yaitu alam ilmu. Gurulah yang melahirkan kamu dari SD/ibtidaiyah ke alam SMP/Tsawanawiayah, lalu melahirkan kamu ke alam SMA/Aliyah, lalu mekahirkan kamu menjadi sarjana, Magister, Doktor, dan Profesor. Lalu kamu menjadi orang yang hebat, menjadi kaya, memiliki kedudukan yang tinggi, dan menjadi orang yang terhirmat dan terpandang di dalam masyarakatmu. Seandainya bukan gurumu, maka tidaklah mungkin kamu menjadi seperti sekarang ini.

Dalam hal ayahmu, ingatlah akan jasa-jasa ayahmu, kedua orang tuamu dengan berbuat kepadanya. Ayah dan ibumu telah memberimu tanpa batas, tanpa mengenal waktu hingga kapan pun. Itulah sebabnya, maka Rasulullah menyatakan seandainya tidak ada Tuhan, yang engkau sembah, maka orang tuamulah yang pertama kamu sembah. Dosa kepada kedua orang tua sangatlah. Kalau gurumu adalah ayahmu, maka gurumu adalah orang telah memberi kepadamu tanpa batas hingga kalan pun. Guru telah mengerahkan segala tunaganya untuk kamu agar kamu menjadi orang yang hebat di masa depanmu. Kehebatanmu pada hari ini adalah kehebatan gurumu keoadamu pada hari kemarin. Kehebatanmu pada hari esok karena kehebatan gurumu terhadap kamu pada hari ini.

Bagi Ali ibn Abi Thalib, guru adalah raja dan tuannya. Kata beliau: Siapa pun yang memberi aku ilmu, walau satu huruf sekali pun, maka aku akan menjadi hambanya. من علمني حرفا كنت له عبدا. (Man 'allamanii harfan, kuntu lahuu 'abdan." Begitu besar jasamu terhadap anak-anak didikmu, wahai para guru. Kami tidak akan sanggup membalasnya sedikitpun. Kami hanya berdoa kepada Allah, semoga amalmu menajdi amal jariah yang berlipat ganda, dosamu diampuni oleh Allah dan kelak engkau mendapatkan tempat yang tinggi di sisi-Nya, yaitu surga yang penuh dengan nikmat yang tiada terhingga.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi kita semua dalam rangka mengingatkan kita akan jasa para guru. Karena para gurulah, kita menjadi seperti ini pada hari ini. Kalau bukan guru, kita tidak akan menjadi seperti ini pada hari ini. Aamiin. Wallaahu a'lam bi al-shawaab. 

Jakarta-Ciputat, Kediaman Grand Puri Laras, Rabu sore, tanggal 25 November 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS