Aparat Iblis

Seorang syaikh, dai dan ahli tafsir terkenal dari Mesir bernama Syaikh Mutawalli Sya’rawi pernah bertemu dengan seorang pemuda yang berhaluan garis keras. Bagi pemuda itu yang ia tuding sesat maka akan ada satu teriakan: "halal darahnya" dan bagi siapapun yang beda dari kelompoknya langsung dituding "kafir, murtad, sesat, thagut" dan hanya satu vonis: bunuh!

Syaikh Mutawalli bertanya kepada anak muda itu yg tampak semangat, namun dalam rongga hatinya Syaikh Mutawalli melihat ada kerapuhan.
“Hai anak muda, jika kau melihat orang yang melanggar syariat Allah dan berbeda pandangan denganmu, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku akan membunuhnya!” jawabnya tegas dan berapi-api.
“Setelah kau bunuh, mereka akan kemana?” tanya Dai yang memberi pengajian di Masjid Sayyidah Zainab tersebut.
“Jelas mereka akan masuk neraka!” jawabnya.
“Berarti kau telah menolong, memenangkan dan menyukseskan agenda Iblis yang ingin memenuhi neraka dengan anak Adam. Kau telah menjadi aparat Iblis. Dan aku melihat jalanmu berbeda dari jalan junjungan kita, Baginda Rasul Muhammad Saw.” beliau menjelaskan.
“Apanya yang berbeda? Bukankah aku sedang menegakkan kebenaran dan syariat Allah?” bantah pemuda itu dengan urat lehernya yang makin menonjol keluar.
“Aku pernah membaca dalam sebuah riwayat, saat Rasulullah saw duduk bersama para sahabatnya, ada rombongan yang mengantar jenazah seorang Yahudi lewat di hadapan beliau. Seketika Rasul berdiri melihat jenazah tersebut dan menangis tersedu-sedu. Para sahabat pun bertanya kenapa beliau menangisi jenazah seorang Yahudi. Rasul pun menjawab bahwa ia bersedih karena masih ada jiwa yang belum beliau selamatkan menuju surga.”
Rasulullah Saw adalah manifestasi dari rahmat dan kasih sayang Allah swt:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء: ١٠٧)
Artinya: “dan tidaklah Aku mengutusmu (wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi semesta.” (QS. Al-Anbiya`: 107)

Kisah ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa ajaran Islam adalah menyelamatkan orang yang berada dalam jalan yang salah, bukan membunuh yang berbeda dan mengantarkannya ke neraka.
Mendengar penuturan Syaikh Mutawalli yang lembut tapi tajam, pemuda itu menangis tersedu-sedu, hidayah mengetuknya dari wasilah Syaikh Mutawalli, ia pun meminta maaf dan ikut pengajian Syaikh Mutawalli, belajar berdakwah yang santun dan benar.
Melalui kisah ini kita dapat mengetahui siapa yang ingin memperjuangkan sunnah Nabi dan siapa yang ingin menolong agenda Iblis.
Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS