Padang Mahsyar dan padang Arafah

Arafah secara harfiah berrarti pengenalan, pengetahuan dan pemahaman. Pengertian itu dipahami dalam konteks yang berbeda oleh para ulama. Sebahagian ulama memahami makna itu secara historis. Mereka berkata bahwa padang Arafah itu adalah padang di mana Adam dan Hawa dipertemukan kembali oleh di tempat itu setelah mereka berpisah sekian lama setelah ditrunkan oleh Allah dari surga. Konon, Adam diturunkan di India, jauh sekali sekali dari Padang Arafah ini, sedangkan Hawwa' diturunkan di Hijaz, daerah Makkah dan sekitarnya.

Adam a.s. berjakan cukup jauh dari India menuju Hijaz. Setelah itu keduanya dipertemukan kembali oleh Allah di Padang Arafah ini. Jadi, arti ini dapat dipahami bahwa Padang Arafah adalah tempat berkenalan dan bertemu kembalinya Adan dan Hawwa setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Mereka berdua tinggal di daerah Hijaz ini hingga meninggal. Adam a.s. tidak diketahui kuburannya hingga sekarang, sedangkan kuburan Hawwa ada Jeddah. Dari sinilah, nama kota Jeddah diambil dan diberi nama. Jeddah itu artinya nenek, yaitu nenek kita Hawwa. Kuburannya selalu didatangi oleh jamaah haji, termasuk Jamaah Haji Indinesia. Para penziaraha tidak dizinkan masuk oleh petugas. Meteka hanya cukup berada di luar pagar saja.

Padang Arafah oleh sebahgian ulama dimaknai secara ritual sufistik. Setiap tahun di tanggal 9 Zulhijjah semua jamaah haji akan mengadakan wufuf di tempat ini untuk melakukan ibadah, sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji. Mereka berkeumpul dan beribadah di sana dengan khusyu dan tawadu. Semua orang pada saat wukuf memakai pakaian yang sama, yaitu pakaian ihram yang berwarna putih. Pada saat waktu itulah mereka berkomtemplasi untuk mengenal dan memahami dirinya. Dengan ibadah itu, mereka dapat lebih dalam memahami dirinya, dari mana mereka datang, siapa hang menciptakan mereka, di mana mereka berada sekarang, dan kemana akhirnya nanti meteka akan menuju. Di tempat ini mereka harus mengenal dan memahami dirinya. Dari sinilah kata Arafah diambil, yaitu Man arafa nafsahu fa qad arafa Rabbahu. Siapa yang sudah menegnal dirinya, maka di sudah mengenal tuhannya.

Adapun kata mahsyar secara harfiah berarti tempat berkumpul. Jadi, Padang Mahsyar adalah suatu padang diciptakan oleh Allah di akhirat sebagai tempat berkumpul. Di Padang Mahsyar inilah semua manusia dikumpulkan oleh Allah untuk menerima rapor, laporan amal mereka setelah mereka dibangkitkan dari kuburan mereka. Manusia di tempat mahsyar ini akan menerima dan menyaksikan semua amal yang telah mereka lakukan sewaktu di dunia.

Di dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa suasa Padang Mahsyar ini begitu panasnya karena posisi matahari berada sejengkal di atas kepala manusia. Begitu panasnya suasana itu sehingga setiap orang akan keluar dari dirinya keringat yang luar biasa, dan bahkan ada di antara mereka begitu banyak keringatnya keluar sehingga dia tenggelam dengan keringatnya sendiri. Keadaan manusia di sini berbeda2. Ada yang sedikit keringatnya keluar hanya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai paha, ada yang sampai perut, dsb. Bahkan ada di antara mereka yang keringatnya sama sekali tidak keluar. Keadaan akan menimpa setiap orang sesuai dengan amalnya.

Jadi Padang Arafah itu di dunia dan Padang Mahsyar itu di akhirat. Padang Arafah itu suatu gambaran dari Padang Mahsyar di akhirat. Adabyang berkata bahwa Padang Arafah adalah Padang Mahsyar ini di dunia. Orang2 yang beriman selalu merindukan keberadaannya di Padang Arafah itu sehingga mereka selalu berusaha untuk naik haji dan berada di sana untuk lebih mengenal dan memehami dirinya. Orang2 yang beriman juga mendoakan diri mereka dan meraih keaadan yang menyejukkan di Padang Mahsyar nanti dengan amal dan ibadah mereka.

Semoga ini ada manfaatnya bagi kita semua dalam rangka lebih memahami dan mengenal diri kita. Semoga gambaran Padang Mahsyar yang menyejukkan itu dapat kita raih dan kita memohon perlindungan kepada Allah agar kita dijauhkan dari keadaan Padang Mahsyar yang mengerikan itu. Aamiin. Wallaahu a'lam bi al-shawaab. 

Oleh: Ahmad Thib Raya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS