Makna Ucapan "Salam"

Saya yakin hampir semua orang mengetahui ucapan salam, tidak hanya oleh kaum muslimin, tetapi juga oleh mereka yang nonmuslim. Kemasyhuran kalimat ini di kalangan masyarakat karena kalimat ini selalu diucapkan atau didengar setiap kali saat kita bertemu, kita akan memulai berpidato, dan setiap kali kita memulai berkhutbah, atau seringkali tertulis di pembukaan surat dan sering terpampang di depan pintu rumah. Tetapi, belum tentu semua orang mengetahui maknanya.

Ucapan yang begitu pendek yag berbunyi “السلام عليكم ورحمة الله وبركاته (Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh) ternyata mengandung makna yang sangat dalam dan luas. Secara sederhana kata “salaam” berarti selamat, sejahtera,damai, dan tenteram. Kata ‘alaikum’ berarti “atas kamu sekalian.” Kata كم menunjukkan arti jamak laki-laki, kamu sekalian laki-laki, bukan kamu seorang. Untuk “kamu” seorang digunakan kata كَ (ka=kamu seorang laki-laki), كِ (ki=kamu seorang prempuan), dan كن (kunna=banyak perempuan). Kata كم di dalam ucapan salam itu tidak boleh diganti dengan kata-kata yang lain, seperti كَ, كِ atau كن (kunna=kamu sekalian perempuan), sekalipun yang disapa dengan salam itu satu orang, dua orang, atau banyak perempuan. Kata كم menunjukkan makna kolektifitas, kebersamaan, dan kekompakan di antara sesama, baik dengan orang yang ada maupun yang tidak ada di hadapan kita. 

Kata “rahmatullah” berarti rahmat Allah, yang mencakup kasih sayang-Nya, rezeki-Nya, ridha-Nya dan pengampunan-Nya. Kata “barakaatuh” artinya berkah-Nya. Kata “barakah” digunakan untuk menunjukkan kepada sesuatu yang baik yang secara kasat mata jumlahnya sedikit dan kecil, tetapi nilai, makna, dan dampaknya begitu banyak lagi besar. Semoga uang ini berberkah, berarti jumlah uang itu sedikit, tetapi diharapkan dampak, nilai, den pengaruhnya banyak. Ucapan salam itu begitu dalam maknanya karena ucapan ini mengandung doa agar orang yang disapa dengan salam itu mendapatkan tiga hal dari Allah, yaitu 1) keselamatan, kesejahteraan, kedamaian, dan keamanan; 2) mendapatkan rahmah, kasih sayang, ridha, dan pengampunan-Nya sehingga dosa-dosanya diampuni; dan 3) mendapatkan keberkahan agar rezeki Allah yang telah diperolehnya senantiasa memberikan manfaat, dampak, dan pengaruh yang besar dalam kehidupannya, dunia dan akhirat. Ucapan salam itu begitu luas maknanya karena cakupannya tidak hanya orang yang disapa, yang ada di hadapan yang menyapa, tetapi juga yang tidak ada di hadapannya. Tidak hanya kepada laki-laki, tetapi juga kepada perempuan. 

Pendek kata, ucapan salam untuk semua kaum muslimin dan muslimat. Pantas saja Allah menyatakan di dalam Al-Qur’an: “Apabila kalian disapa dengan ucapan salam, maka jawablah salam itu dengan salam yang lengkap dan lih aik daripada yang diucapkan, atau sekurang-kurangnya sama dengan yang diucapkan. Jika disapa dengan “Assalamu ‘alaikum”, jawablah dengan mengatakan “Wa ’alaikumussalaam wa rahmatullaah wa barakaatuh” atau dengan ucapan “Wa ‘alaikumussalaam” sudah cukup. Secara hukum, mengucapkan salam adalah sunnah dan menjadi sadakah dan berpahala bagi yang mengucapkannya, dan menjawabnya adalah wajib dan juga menjadi sadakah bagi yang menjawabnya. Seseorang yang tidak menjawab mendapat dosa. Karena itu pula Rasulullah menegaskan “Sebarkanlah salam kepada siapapun, baik kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal.” Mengucapkan salam kepada sesama adalah haknya yang harus kita tunaikan. Tidak mengucapkan salam kepada sesama berarti kita mengabaikan hak saudara kita. Begitu damainya ajaran Islam dan begitu pentingnya silaturrahim melalui ajaran salam yang telah ditetapkan di dalam ajaran Islam. Semoga kita semua hidup dalam susana dama, sejahtera, dan aman dalam lindungan kasih sayang, dan keberkahan dari Allah swt. Amin. Wallahu a’lam bi al-shawaab.

Makassar, Rabu pagi, 18 Februari 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS