Lalat dan Kupu-kupu

Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini merupakan gambaran dari sang pencipta dan semua itu mempunya manfaat buat alam disekitarnya. Jika seorang manusia tidak bisa memberi manfaat buat lingkungan, baik itu lingkungan sekitar berupa binatang dan benda, maka orang itu bisa disebut orang yang tidak ada manafaat dalam kehidupannya dan akan merugi di akhirat kelak. 

Diantara semua makhluk hidup itu, ada yang hidup di air, di darat dan di udara (terbang). Semuanya bisa memberi manfaat buat yang lain. 

Jika kita amati dari semua makhluk hidup yang ada di dunia ini, semuanya akan memberikan gambaran atau perumpamaan-perumpamaan dalam kehidupan kita, misalnya seekor lalat, binatang yang satu ini sering diibaratkan dengan kata kotor dan menjijikkan, tidak sedikit orang yang berhenti makannya jika dia melihat lalat yang sedang mengerumuni sampah dan bangkai. Binatang yang satu ini, jika kita lihat dari sisi penciptaannya ada manfaatnya untuk kita, bisa kita lihat dengan adanya lalat sudah pasti disana ada kotoran, jika itu makanan, pasti makanan itu sudah busuk atau basi, jika lalat itu banyak ditempat-tempat sampai dan tempat tertentu, sudah pasti disana ada bangkai. Namun jika kita lihat dari konteks Agama, binatang yang satu ini bisa kita temukan dalam hadits Nabi SAW, yang artinya; “orang fasik itu jika dia melihat dosa, bagaikan dia mengusir lalat dari hadapannya”. Ini menandakan bahwa bagi mereka dosa itu bagaikan hal yang sepele dan mudah untuk dilupakan dan dia juga merasa bahwa dosa itu tidak ada dampaknya dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti. Inilah perumpamaan binatang lalat, yang sering menjadi simbol dari sebuah kejahatan dan keburukan. 

Kemudian kita kita lihat kupu-kupu, binatang yang satu ini sering diibaratkan dengan sebuah kebaikan, tidak jarang kita menemukan tulisan yang menceritakan tentang kupu-kupu, misalnya puasa seekor kupu-kupu dari awalnya sebagai ulat, kemudian menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi seekor kupu-kupu. Hal ini mengagambarkan puasa orang yang berhasil. Yang awalnya sebagai orang yang tidak ada nilainya dihadapan Allah SWT, kemudian dia berpuasa dibulan ramadhan, dan pada akhirnya dia menjadi seorang mukmin yang taat (mukmin yang bertaqwa). 

Dari dua perumpamaan binatang yang dijelaskan diatas, bisa kita lihat dan simpulkan bahwa semua makhluk hidup di dunia ini mempunyai gambaran dan perumpamaan terhadap kejadian-kejadian yang ada di sekeliling kita. Lalat yang notabanenye binatang yang sering di tempat-tempat yang kotar, sering diumpamakan dengan perbuatan-perbuatan yang buruk, begitupun juga dengan kupu-kupu yang biasanya dalam hidupnya tinggal dan hinggap di tempat-tempat yang bersih dan harum, sering diumpamakan dengan sebuah kebaikan. 

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari dua binatang ini, dalam sebuah ungkapan “jadilah seekor kupu-kupu yang selalu menebar kebaikan, jika dia hinggap, pasti ranting yang dia hinggapin tidak akan patah, jika dia terbang, selalu menebar pesona bagi yang melihtanya, warnanya yang warna-warni membuat orang senang dan bahagia”. Ini menggambarkan seorang mukmin yang taat, dimanapun dia hidup, dimanapun dia tinggal selalu memberi manfaat buat orang disekitarnya. 

Wallau ‘alam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS