JADILAH SEPERTI PELAMPUNG

Oleh: Mulyadhi Kartanegara

Kalau gak salah Rumi pernah berkata: "Jadilah seperti pelampung, yang di manapun berada ia akan tetap muncul di permukaan." Selintas, ungkapan tersebut seperti tak begitu istimewa, karena ya begitulah sifat dari pelampung. Tapi ada makna lain yang lebih dalam dari ungkapan tersbut, yang begitu berarti tapi tak selalu mudah untuk dicapai. Dengan ungkapan tersebut, sesungguhnya Rumi mengingankan kita, untuk senantiasa menjadi orang yang senantiasa berada di posisi atas, yakni menjadi orang yang terkemuka, seperti halnya pelampung, atau menjadi pemimpin, di mana pun kita berada: di kampung asal kitakah, di kantor tempat kita bekerjakah, di lingkungan baru di mana kita tinggalkah, hendaknya kita terus menjadi orang yang terkemuka atau pemimpin. Bukan menjadi pemuka atau pemimpin dengan cara merebut kedudukan orang lain, tetapi menjadi pemimpin karena sifat dasar dan kepemimpinan kita sendiri, karena keperdulian kita pada masyarakat di sekitar, kesiapan untuk membantu mengatasi kebingungan dengan ilmu kita, mengatasai kesulitan mereka dengan tenaga dan harta yang kita miliki, dan mengatasi kesedihan mereka dengan perhatian, hiburan dan nasehat yang berguna.

Kepemimpinan seperti inilah menurut Rumi, yang seharusnya dimiliki seorang sufi sejati, dan beliau telah membuktikannya sendiri. Karena bagi beliau, sufi adalah seperti kutub atau poros, di mana yang lain mengikuti perputarannya, atau seperti singa, yang menjadi sumber bagi hewan lainnya. 

Tapi terus terang, bagi sebagian kita, termasuk saya sendiri, menjadi pelampung seperti itu sangatlah sulitnya. Kita sepertinya tak cukup energi untuk menggapainya. Perhatian kita masih saja terlalu egoistik, hanya memperhatikan kepentingan diri kita sendiri, sangat minim untuk memperhatikan nasib orang lain, nasib bawahan kita, nasib tetangga kita, nasib orang-orang duafa, sebuah kepedulian dan keprihatinan yang sejatinya harus dimiliki oleh setiap mereka yang ingin menjadi pemuka dan pemimpin sejati. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS