MAKAN SEBAGAI OBAT

Oleh : Mulyadhi Kartanegara

Seorang sarjana Yahudi yang hidup di ingkungan Islam di Andalus yang bernama Musa bin Maymun, dalam bukunya Tadbir al-Shihhah, mengatakan bahwa makan itu obat, ya jelasnya obat bagi penyakit yang namanya lapar. Lalu ada yang berkomentar, "ya semua orang juga tau.. ga perlu dibilang lagi." Tapi kita tidak akan mengambil banyak pelajaran kalau hanya berhenti di situ. Kita harus terus mencoba mengungkap apa makna di balik ucapannya yang sederhana tsb, mengingat bahwa beliau adalah ahli kedokteran yang hebat, yang mengabdi pada Sultan Salahuddin al-Ayyubi.

Tekanannya bukan pada laparnya, tapi pada kata "obat." Obat apapun kalau mau efektif, maka kita harus tahu takaran atau dosisnya. Oleh karena itu, kalau makan dikatakan sebagai obat, kitapun harus tahu dosisnya. Jangan sampai kekuarangan tapi juga jangan sampai over dosis, karena kalau keduanya terjadi, bisa jadi kita akan sakit. Jadi selayaknya kita tahu takaran bagi makanan kita, karena tidak semua kita selalu menyadarinya. Ketika makanan melimpah dan gratis pula, biasanya kita cenderung makan sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan takarannya, akibatnya cepat atau lambat keseimbangan kesehatan tubuh kita terganggu. Selain itu perlu kita juga perhatikan bahwa takaran bagi seorang individu mungkin berbeda juga dari individu yang lain, misalnya karena faktor usia. Ketika masih muda, semua peralatan pencernaan dalam keadaan fresh, penggilingannya masih kencang sehingga berapapun makanan yang masuk dapat dicerna dengan baik. Pada manula, mesin pencernaan sudah tidak maksimal lagi, sehingga makanan yang berlebihan bisa sangat berbahaya. Banyak zat yang tidak tercerna dengan baik menjadi tertimbun sehingga asam urat dan glukosa atau kolesterol jahat menjadi berlebihan dan mengganggu kesehatan kita. 

Oleh karena itu, mereka yang sudah cukup usia harus bener-benar selektif dalam memilih makanan, dan perhatikan porsinya. Ada baiknya sekali-sekali berpuasa, seperti anjuran agama, untuk memberikan peluang bagi tubuh kita mengolah timbunan kelebihan zat sehingga kembali seimbang. insya Allah kesehatan kita akan bertambah baik. terima kasih semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS