Perlukah Do'a "Khutbah Jumat" Digugat???

Postingan ini saya Ambil dari facebook Muhbib Abdul Wahab, kerena saya merasa tulisan ini sangat informatif buat kita sebagai dai mingguan untuk mengoreksi ulang yang sering disampaikan (dibacakan) kepada jamaah setiap jumat

Selamat Membaca dan yang terpenting merenungkan apa yang ada dalam tulisan dibawah ini;

Sejak kecil hingga sekarang, ketika mengikuti jum'atan sebagai mustami', saya tidak jarang mendengar khatib membaca doa berikut pada khutbah kedua menjelang khatib turun mimbar: Allahumma a'izza al-Islam wa al-Muslimin; wa ahliki al-kafarata wa al-musyirikin (Ya Allah, muliakan dan berdayakanlah Islam dan umatnya; dan binasakan (hancurkanlah) orang-orang kafir dan orang-orang musyrik). Doa ini barusan saya dengar langsung dr seorang khatib di masjid hotel Syahid Rich Yogyakarta.

Sepintas tampaknya tak ada "masalah" pada doa tersebut. Tetapi setelah direnung-renungkan kelihatannya doa yang kedua (wa ahliki al-kafarata wa al-musyrikin) tampaknya perlu digugat. Mengapa sudah didoain sedemikian sering dan sekian lama (sejak dulu) mereka kok tetap eksis dan malah lebih maju daripada kita, umat Islam? Jika faktanya demikian, berarti doa para khatib itu dari dulu sampai sekarang tidak diijabahi oleh Allah atau tidak maqbul. Kalau begitu, masih perlukah berdoa seperti itu???

Kalau saja Allah mengabulkan doa itu dan orang-orang kafir dan musyrik itu binasa dan tidak ada lagi di muka bumi ini, lantas kita naik apa (pesawat umumnya dibikin orang "kafir") jika menunaikan ibadah haji dan umarah? Para mahasiswa dan lainnya jangan-jangan tdk bisa ngenet dan berkomunikasi dg telpon seluler (bukankah komputer berikut jaringannya dan HP-HP yg kita pakai itu dibuat oleh mereka?)

Dari segi balaghahnya, doa tersebut jg tidak mencerminkan uslub thibaq atau muqabalah yang tepat, sehingga terasa "jomplang", baik dari segi fi'il amr yang digunakan (a'izza dan ahlik) maupun objeknya (yang satu Islam dan umaatnya, sedangkan yang kedua adalah orang-orang kafir dan musyrik, tanpa disebutkan agamanya). Setahu saya, doa ini bukan termasuk ma'tsurat atau berasal dari Nabi SAW. Jadi, perlu dilacak asal mula doa itu dan jika tidak relevan, maka tidak ada salahnya doa itu tidak usah dibacakan pada setiap jum'at.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS