Khutbah Jumat; Menepati Janji

Kaum muslimin sidang jumat yang berbahagia 
Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, taqwa dalam makna yang sebenarnya, yakni menjalankan segala yang Allah perintahkan dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan yang telah Allah larangkan. 

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT 
Banyak yang bilang bahwa mulutmu adalah harimaumu, seberapa seringnya kita mendengar dan rasakan makna kalimat tersebut di dalam kehidupan ini? 
Orang tua jaman dulu tentunya bukan tanpa maksud dan tujuan menciptakan ungkapan seperti itu? 

Ungkapan diatas menunjukkan bahwa kita harus berhati-hati dengan semua yang akan kita ucapkan atau janjikan kepada orang lain. Karena masih banyak orang yang menilai kesungguhan ataupun kepribadian seseorang dari apa yang telah di ucapkan khususnya dari apa yang telah dijanjikan. 

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT 
Salah satu bagian dari akhlak yang terpuji yang terpancar dari jiwa orang yang baik serta mulia adalah dengan menepati janji yang ia ucapkan. Orang yang menepati janji akan dekat dengan Allah dan manusia. Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. 

Betapa banyak pula orang-orang yang dengan mudahnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berjanji saat mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislative atau menjadi pemimpin negeri ini, namun banyak diantara mereka yang melupakan janjinya setelah diberi kepercayaan oleh masyarakat. Padahal, Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan keras menciderai janji. Janji berarti sebuah hutang yang kita ucapkan kepada seseorang atau diri sendiri yang pada dasarnya janji atau hutang tersebut haruslah di tepatin atau di bayar. 

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT 
Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dalam pergaulan dengan orang lain. seorang itu dianggap mulia dalam hubungan dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulan bermasyarakat, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia dalam pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk menepati janji, sebagaimana firman-Nya : 
"Dan tepatilah janji, karena sesungguhnya janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya "( QS. Al-Israa' (17) : 34 ) 

Didalam ayat yang lain Allah memerintahkan setiap muslim agar menunaikan janji yang pernah diucapkannya. 
“Dan, tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. An-Nahl: 91). 

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT 
Seruan menepati janji pada ayat tersebut bersifat wajib. Dengan kata lain, orang yang tidak menepati janji tanpa disertai oleh alasan-alasan yang dibolehkan syariat akan mendapatkan dosa. Pertama, dosa terhadap orang yang telah kita berikan sebuah janji yang tidak ditepati. Hatinya akan terluka, kecewa dan mulutnya selalu dipenuhi dengan kutukan-kutukan kepada yang memberi janji, kerena dia telah mempercayai kita. dan Kedua, dosa kita kepada Allah yang menjadi saksi penjanjian antara kita dan orang lain. 

Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam bersabda, 

مَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلا عَدْلٌ 

"Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Dan Tidak diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370) 

Kaum Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah 
Marilah kita simak sebuah cerita yang menjelaskan tentang bahaya orang yang mengingkari janjinya. 
Diceritakan tentang seorang anak yang terlalu mudah ataupun sering mengucapkan janji kepada orang lain namun tidak pernah menepati janjinya tersebut. Bukan karena anak tersebut anak yang jahat/nakal, akan tetapi karena anak tersebut mudah terusik konsentrasinya sehingga ia gampang sekali melupakan janjinya. 

Singkat cerita, karena terlalu seringnya anak tersebut tidak menepati janji membuat dia tidak dipercaya lagi di lingkungannya. Sifatnya tersebut pun terbawa saat ia telah dewasa. 
Saat ia dewasa, anak tersebut bergabung di pasukan bersenjata dan ditempatkan di medan perang. Suatu hari pimpinannya memerintahkannya untuk membawa pesan kepada penduduk bahwa mereka harus mengungsi sebelum malam karena desa mereka terancam bahaya. Anak tersebut menyanggupinya bahkan berkanji ia akan langsung pergi menjalankan tugasnya. Namun, Anak tersebut (yang sekarang sudah menjadi pemuda) teralihkan perhatiannya dan menunda perjalanannya bahkan melupakan janjinya tersebut sesaat untuk menikmati sore bersama kawannya. 
Saat matahari sudah terbenam barulah ia bergegas melanjutkan perjalanannya. Namun yang ia temukan adalah, desa tersebut sudah musnah beserta seluruh penduduknya karena mereka telat mengetahui peringatan bahaya yang di bawa anak tersebut. 

Kaum muslimin rahimakumullah 
Dari cerita anak diatas, kita bisa mengambil kesmimpulan bahwa setiap komitmen atau ucapan yang dijanjikan akan membawa sebuah konsekuensi bila tidak ditepati. Ribuan nyawa melayang Cuma gara-gara hal sepele yang kita lupakan. Setiap janji yang diingkari akan memberikan sebuah titik kecil pada sebuah kertas yang putih. Semakin banyak titik ingkar tersebut maka semakin kotor pula kertas tersebut, hingga akhirnya tidak ada lagi yang mau menggunakannya. Sungguh sangat beruntung bila kita memiliki sebuah penghapus untuk menghapusnya, tapi penghapusan itu tidak akan kembali seperti semula dan pasti akan meninggalkan bekas. 
Sungguh, kita harus berhati hati terhadap semua janji yang sudah diucapkan. Besar kecilnya, penting tidaknya bahkan fatal atau tidaknya janji tersebut tetap akan meninggalkan sebuah titik kecil pada kertas yang putih. 

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT 
Marilah Kita memohon kepada Allah agar senantiasa dijadikan orang-orang yang menepati janji dan selalu sesuai apa yang kita ucapkan dengan perbuatan yang kita lakukan. Serta kita berlindung dari pengkhianatan dan melanggar janji yang pernah kita ucapkan. Semoga kita juga mendapatkan taufik dan hidayah dari Allah agar selalu baik dalam perkataan dan perbuatan. Aamiin2x ya robbal alamin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS