NASIHAT SEORANG IBU UNTUK ANAK PEREMPUANNYA YANG AKAN MENIKAH

Suatu ketika, Amru bin Hujr seorang raja dari Kindah melamar Ummu Ayyas binti Auf. Saat tiba malam pertama ibunda Ummu Ayyas, Ummamah binti Al Harits memanggil putrinya untuk berbicara empat mata. Saat itulah ia memberikan pesan-pesan kepada putrinya tentang pilar-pilar kehidupan rumah tangga yang bahagia. Pesan itu berkaitan dengan kewajiban seorang perempuan terhadap suaminya. Sang ibu bertutur, "Ananda, kalau pesan ini bisa dicampakkan begitu saja karena sudah ada keutamaan budi pekerti dan kemuliaan keturunan tentu sudah aku campakkan dan sudah kubuang jauh-jauh dari hadapanmu. Akan tetapi pesan ini tetap berguna untuk mengingatkan orang yang lalai sebagai pelajaran bagi orang berakal".

Ananda! Sesunggguhnya engkau akan meningggalkan lingkungan dimana engkau telah dibesarkan oleh kedua orang tuamu. Engkau akan bertemu pendamping yang belum tentu engkau akan merasa nyaman dengannya. Cobalah selalu memperhatikan dan memantau apa saja yang menjadi milik suamimu. Jadilah layaknya hamba perempuan di sisinya. Cermati sepuluh sikap yang akan menjadi harta karun berharga bagimu kelak.

Pertama, tunduklah kepadanya dengan segala kepuasan
Kedua, selalu mendengar dan menaati ucapannya.
Ketiga, selalu menyelidiki kemana matanya memandang, jangan sampai ia memandang yang jelek.
Keempat, selalu menyelidiki kemana hidungnya mencium aroma, jangan sampai ia mencium bau yang tidak sedap.
Kelima, memperhatikan waktu tidurnya, karena kurang tidur bisa membangkitkan amarah.
Keenam, memperhatikan waktu makannya, karena perut yang lapar bisa mengobarkan kemurkaan.
Ketujuh, mengatur keuangan suami.
Kedelapan, memelihara anak-anaknya dan budak belian yang menjadi milik pribadinya. Kunci mengatur keuangan adalah manajemen yang baik. Kunci memelihara anak adalah pendidikan yang bagus.
Kesembilan, jangan melanggar perintahnya.
Kesepuluh, jangan sebarkan rahasianya. 
Kalau kita melanggar perintahnya pasti akan menyakiti jiwanya, Kalau engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak akan selamat dari kejahatannya. Janganlah sekali-kali bergembira di hadapannya di saat ia sedang bermuram durja. Jangan pula kelihatan bersedih di hadapannya saat ia bersuka ria.

Sungguh sebuah pesan yang mengagumkan dari seorang ibu yang memiliki segudang pengalaman. Seorang ibu yang penuh pengertian yang menyadari betapa besar kedudukan suami di hadapan istrinya dan betapa hebat kedudukan istri yang taat kepada suaminya. Semoga menjadi bahan renungan untuk saudari-saudari kita yang hendak menuju ke mahligai rumah tangga agar tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS