PENGERTIAN KALIGRAFI ARAB
Kaligrafi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, Calligraphy yang berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu Kallos:Beauty (indah) dan graphein: to write (menulis) [1] yang berarti: tulisan yang indah. Dalam bahasa Arab biasa di sebut khat yang berarti garis atau coretan pena yang membentuk tulisan tangan[2] dan disebut Fann Al-Khath dalam arti seni memperhalus tulisan atau memperbaiki coretan[3].
Secara terminologi, Syaikh Syam al-Din al- Afkani mengatakan: kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis; mengubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya[4]
Muhammad Thahir ibn Abd al-Qadir al-Kurdi dalam karyanya Tarikh al-Khath al-Arabi wa Adabihi pernah mengumpulkan sekitar tujuh macam pengertian kaligrafi atau khat dan kemudian menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan “pena” di sini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari; sementara “tata cara tertentu” merujuk pada semua jenis kaidah-kaidah penulisan[5]
Dengan demikian, kaligrafi Arab adalah tulisan indah yang berasal dan berkembang di wilayah Arab. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Arabic Calligraphy dan dalam bahasa Arab dinamakan al-Khath al-Arabi. Terdapat juga sejumlah istilah lain seperti Islamic calligraphy, fann al-Arabi atau Quranic calligraphy yang merujuk pada hal yang sama: Kaligrafi Arab.
=========================
[1] . D.A. Girling (ed), Eryman’s Encyclopaedia, (London: JM. Dent & Sons Ltd, 1978), vol.2, Cet VII, h.629
[2] . F. Steingass, Arabic English Dictionery,(New Delhi: Cosmos Publications, 1978), h.42. Simak pula: Kamus Al munir
[3] . Al-Mu’jam al- Wajiz, (Mu’jam al-Lughah al-‘Arabiyah, 1995) h.203
[4] . dikutip dari Irsyad al-Qosid (Kairo: Kustatasumas wa Syarikuhu, tth), h. 3-4
[5] . Muhammad Thahir ibn Abd al-Qadir al- Kurdi al-Makki al-Khaththath, Tarikh al-Khath al-Arabi wa Adabihi, (Hijaz,1982), Cet III, h.17
Masha Allah. Your topic is superb, Your words are wonderful, I would like to increase your information
BalasHapusVisit Link: https://www.arabicdawateislami.net/bookslibrary/3733