Teman dunia Akhirat

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musih bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa”. 

Petikan ayat 67 Surat Az-zukhruf tersebut memberikan informasi kejutan luar biasa yang niscaya terjadi di hari kemudian (Kiamat).mereka yang selam hidup di dunia mengira telah menjalin pertemanan dengan banyak orang, sesungguhnya justru menggalang permusuhan besar-besaran. Persekutuan mesra (di dunia) berubah menjadi perseteruan sengait (di Akhirat). 

Para mufassir berpendapat, itu terjadi kerena ikatan pertemanan mereka bukan didasari keimanan dan ketaqwaan, malainkan oleh kerena kejahatan, kezalliman, dan kesesatan. Mereka berlomba menjadi orang paling kuat dan paling berkuasa dalam kejahatan,. Sebagian dari mereka menularkan kejahatan itu kepada sebagian yang lain. 

Kejahatan, kezaliman, dan berbagai prilaku burukmenyebar bagai wabah yang makin lama menjangkiti banyak orang. Ketika kejahatan dianggap lumarah ia berubah menjadi hokum kebenaran. Bukankah potret social politik itu dapat kita lihat dengan mudah disekitar kita sekarang? 

Kita tidak repot-repot menunggu hari kemudian itu dating untuk membuktikan kebenaran ayat diatas. Dipanggung politik, misalnya kita menyaksikan dengan gambling pasangan calon pimpinan dan wakilnya yang berikrar setinggi langit didepan publik. “bersama kita bisa” 

Belum tiga tahun berjalan setelah mereka dipilih rakyat, hubungan kedua tokoh itu tak lagi akur. Bahkan, akhirnya mereka tak lagi saling menyapa. Begitupula orang-orang yang sekarang hangat diberitakan media massa saling tuding, seru bersiteru, adalah mereka yang baru beberapa waktu lalu bersekutu. 

Dalam petikan ayat Al-quran diatas, digunakan kata al-akhilla’ jamak dari kata al-kholil (teman), bukan rofiq atau shohib yang juga berarti teman. Quraish shihab dalam tafsir al-misbah mengartikan kata tersebut sebagai “teman akrab yang persahabatannya telah masuk kerelung hati masing-masing”. Kata yang sama juga dipakai sebagai julukan pada NAbi Ibrahim AS; kholilullah (teman Akrab Allah) kerena kekuatan iman dan taqwa yang tak pudar oleh kepentingan duniawi. 

Para kholil itulah; teman-teman akrab di dunia dan akhirat dalam ikatan kuat iman dan taqwa demi kepentingan abadi, yaitu ukhrawi. Dalam sabdanya rosulullah SAW menegaskan bahwa salah satu dari tujuh golongan manusia yang akan memperoleh naungan Allah sampai hari kemudian adalah “dua orang yang saling berbagi kasih kerena Allah, mereka bersama kerena Allah dan berpisahpun kerena Allah”. (HR. Bukhari Muslim). 

Mereka kelak akan duduk bersama dalam kereta cahaya memenuhi panggilan mesra Allah: “masuklah ke surga, kamu beserta pasangan-pasangan kamu dalam keadaan selalu digembirakan.” (QS. Az-zukhruf 70). 

Sumber :Republika 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat; Menepati Janji

Profil Singkat KH. Muhammad Bakhiet

SYAIR ABU NAWAS