Hati Manusia dan Perumpamaannya
Hati manusia dapat diibaratkan sebagai rumah yang memiliki isi dan keadaan yang berbeda-beda. Ada hati yang seperti rumah raja yang penuh dengan harta simpanan, timbunan, dan mutiara. Ada pula hati yang seperti rumah rakyat jelata yang memiliki beberapa harta, dan ada hati yang kosong, tidak memiliki sesuatu di dalamnya. Ketiga jenis hati ini mencerminkan kondisi spiritual dan moral yang berbeda-beda.
Pertama, ada hati yang sepi dari iman dan kebaikan. Hati ini gelap dan menjadi tempat istirahat bagi setan, yang dengan mudah menabur bisikan dan godaan. Setan menemukan rumahnya di hati yang kosong dari kebaikan dan keimanan, menjadikannya tempat tinggal yang nyaman untuk berbuat dosa dan kemaksiatan. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra'd: 28). Ayat ini menegaskan bahwa hati yang jauh dari iman akan selalu gelap dan tidak tenteram.
Kedua, ada hati yang senantiasa bersinar dengan cahaya iman, namun masih diliputi oleh kegelapan syahwat dan badai hawa nafsu. Hati ini berada di antara terang dan gelap, di mana setan masih bisa datang dan pergi, malas dan berkehendak sesuai dengan peluang yang ada. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati" (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati agar selalu dalam keadaan baik dan bersih dari godaan syahwat.
Ketiga, ada hati yang berisi keimanan yang selalu bercahaya terang. Hati ini penuh dengan cahaya iman yang mengusir setiap kegelapan dan godaan syahwat yang ada di dalamnya. Cahaya iman yang ada di dalam hati ini begitu kuat sehingga bisa membakar setiap bisikan setan yang mendekat. Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabut: 69). Ayat ini mengajarkan bahwa usaha untuk memperkuat iman akan membawa kepada cahaya petunjuk dari Allah.
Keempat, hati yang selalu bercahaya dengan iman ini laksana langit yang dijaga ketat dengan bintang-bintang. Hati ini menjadi kuat dan sulit untuk digoyahkan oleh bisikan setan. Ketika seseorang berhasil menjaga hatinya agar selalu bersih dan bercahaya dengan iman, maka hidupnya akan dipenuhi dengan ketenteraman dan kebaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan" (HR. Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa kekuatan iman adalah kunci untuk mendapatkan cinta dan rahmat Allah SWT.
Terakhir, hati yang bercahaya dengan iman akan selalu menjadi sumber kebaikan bagi pemiliknya. Hati yang demikian akan memancarkan cahaya kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya, menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk selalu menjaga dan membersihkan hatinya dari segala kotoran dan godaan yang bisa merusaknya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hati yang bersih dan bercahaya dengan iman. Aamiin.